Thursday, August 25, 2011

Love or Guilty?

I broke my promise last night, I texted him. Gue berasa ga tega aja, after apa yang terjadi sama dia. Gua takut dia masih gatau mau cerita sama siapa and everything. Gue takut dia down tapi dia gabisa ungkapin itu sama yang lain. Dia mau cerita sama siapa coba sih? Gue beranikan diri sms dia kemaren and dia bales! Gue seneng banget, akirnya kita bbm-an, but nothing much, cuma ngomongin soal HMTP aja.

Well, tapi gue tau, ternyata selama ini dia menghargak gue. Dia tau gue gamau komunikasi sama gue and everything jd dia ga cari gue. Dia gamau bkin gue galau buat kepentingan dia sendiri, well gue gatau itu bener apa engga. Gue ga berani percaya, gue takut sebenernya itu cuma suatu excuse, yang sbnrnya dia emang uda lupa sama gue, uda ga peduli sama gue, dan lebih seneng kalo gue ga pernah ada buat dia.

Dia semaleman brb brb mulu and gue sih bodo amat, well gue lagi sibuk mikirin ide kampanye and everything buat Dhea. Buat gue, skg urusan Dhea paling pnting. Gue kaya tidur jam 4 pagi, bukan buat dia, tp buat Dhea. And apa yaa? Gue berasa dia kaya bilang tidur itu penting, suru gue tidur, itu juga bukan karena dia care, tapi karena dia kayaa mau suru gue pergi secara halus. Haha, I know this is so negative thought but I really can't believe if he really cares.

He fell asleep last night and he texted me in the morning, saying that I made him remember the things he want to forget about HMTP and he's in bad mood. I was like, what? I'm so pissed off to be honest but I don't have the right to. I'm crying again, the tears keep on falling and I'm desperate, for hundred times. How can I still feel the same after all these months, after what I have done to him, and after what he has done to me?

What should I do now? Tuhan, andai aku bisa move on. Andai aku bisa ngomong sama dia like normal friends, ya mungkin dia blm bisa maafin for all the things I've done. Yeaa I wish he will, someday, and by the time he's okay with it, I should have moved on and lived happily with myself.

How can I love him, this much? Is it love or the guilty feeling?

Congatulations Love :D

CONGRATULATIONS FOR DHEA FIFI AND WATI :D:D you did a great job on the fit and proper interview for HMTP Leader. Hope you can do your best for the campaign and everything, but for this time, I'm with Dhea :)

And I have nothing to say to Dhea actually, she has done a very good job and she's doing another good job for the campaign and the whole HMTP thingy :) i love you, dear :*:*

However, I have something to say for beloved Dimas. I am so proud of you that you finally applied for the HMTP Leader, I mean it. I thought that you'd never try to be a part of this organizational thingy anymore because of the disappointment you had before. I'm so glad you become a mature man. This is the thing. I know that you are eliminated, but you're still a leader. You are a leader of yourself.

This is only just the beginning. Hidup kamu masih panjang. Kamu masih punya banyak kesempatan untuk jadi a good leader. Mungkin sekarang kamu belum bisa, mungkin sekarang kamu belum mampu, tapi kamu akan :) Kamu cuma perlu banyak latihan. Latihan dari niat dulu, but I think you have it already. Kalo uda niat, tingkatin kepercayaan diri kamu. Latihan ngomong depan umum. As a leader in an organization, pasti bakal banyak ngomong depan orang. Rapat, ketemu orang baru, kaya kita harus tau cara ngomong yang baik sopan dan benar itu gimana. Well, aku denger video kamu interview sdikit dan kamu masih terbata-bata, masih umm umm. Mungkin kamu kagok kali yaa, itu kayanya pertanyaan pertama deh. Kamu harus lebih sering latihan lagi, Dim. latihan depan kaca deh, liat muka kamu, liat mimik kamu, atau pake webcam kamu rekam, terus kamu liat nonton denger ulang. It helps, well it helped me during the debate.

Kamu harus lebih tegas lagi, harus lebih bisa decide masalah. Kamu harus bisa sacrifice diri kamu, urusan pribadi kamu, untuk ini. Kaya menurut aku, ini paling penting sih, put your heart into it. Kamu harus mau berkorban setengah mati kaya sampe mau nangis demi organisasi yang kamu ambil. Aku liat Ko Tepan, Ci Adel, Boti, Aileen. Aku kaya, they really put themselves into it. Mereka bener2 kaya orang gila loh, sibuk setengah mati tapi masih aja, demi HMTP. Yaa itu sih, yang aku bilang masih kurang. Aku masih inget semuanya yang kamu lakuin dan ga kamu lakuin buat Study Tour dan yaa aku ga salahin kamu sih, semoga kamu jd tambah dewasa yaa, Dim.

Well, aku denger kamu ga down. Aku gatau, kamu pura2 engga down, atau emang ga down sama skali, kaya coba coba doang. But if you need someone, I'm just a bbm away.

ILYSM, DP :) Always.

Saturday, August 20, 2011

I'm Not Ready

Entah apa yang buat gue nulis ini dan entah apa yang buat gue jadi begini. Setelah sebulan di Negeri Kangguru ini, gue sudah menemukan teman-teman baru dan lingkungan baru yang nyaman untuk gue. There is a guy I met in the house and I like him. I can't deny that I do. It's not the feeling of love, but I just like him, especially the way he smiles. Gue selama ini sering ngobrol sama dia, tapi karena keterbatasan bahasa, kadang ga seseru ngobrol sama orang Indo. Yesterday, gue denger dia lagi pergi, on a date. Gue pikir it was a joke, because of some reasons. And this morning, I found out, ternyata anak-anak lain juga tau, kalo he's into someone. Well, bohong kalo gue blg gue ga suka, karena gue brasa nyes aja gitu pas tau he's seeing someone. Di tengah kegalauan gue, dia tiba2 ketok kamar gue dan menanyakan sesuatu hal. I can see that, di rumah ini, dia deket sama gue dibanding sama cewe-cewe lainnya. He can ask the others to help him, but he asked me in the first place. Bikin galau.

Next, there's another guy, Chinese one. I don't know what but he seems very nice. He's too kind actually, dan gue takut dia ada apa-apa. I mean, gue takut dia pikir gue mau sama dia karena gue baik sama dia or anything. Gue cuma takut orang lain salah paham sama apa yang gue lakukan ke mereka, karena once again, I'm not seeing anyone and I'm not looking for relationship, at all. 

Well, I keep on thinking on Dimas all the time. :(:(

I miss him so much and I'm not ready to leave my past, not yet ready.


Saturday, August 13, 2011

Galau

Hari ini hari Sabtu. Gue menikmati hari hari gue di Aussie ini, gue uda mulai betah, gue uda mulai punya temen, di kampus dan di rumah. Gue mulai menikmati kesendirian gue disini. Aneh, gue ga kangen sama rumah, sama sekali. Gue seneng ada disini, ya mungkin karena gue baru sebulan disini. Hari ini, gue bangun dan langsung dikejutkan dengan kabar seorang senior gue telah berpulang ke sisi Bapa. Emang sepertinya dia uda koma selama beberapa hari, tapi ah, cepet banget.

Saat itu, yang ada di pikiran gue cuma satu, kenapa Tuhan? Kenapa Tuhan panggil dia secepet ini? Dia masih muda, masih banyak yang bisa dia pelajarin, dia rasain, dia lakuin. Dia baru aja KP, baru pilih dosen pembimbing, dan kenapa dia sekarang uda ga ada? Gue kayanya baru kenal sama dia taon lalu, gara2 gue satu divisi sama dia di Food Explore 3. Orangnya baik banget. Tapi ya itu, setelah gue pikir pikir lagi, kita ga akan pernah tau rencana Tuhan. It's out of the blue. That's why we need to do the best for everything we do in this lifem kita gatau kalo ternyata mungkin besok kita ga akan ada di dunia ini lagi, right? Yaa, buat kita yang masih ada disini, selayaknya bersyukur lah, karena kita masih diberi kesempatan untuk hidup, untuk memperbaiki hidup kita, kesalahan kita, supaya kita layak dan pantes untuk masuk Kerajaan Allah.


That's today topic in the morning. Next, I went to a movie with a friend of mine. Yahya Saleh. He's an Egyptian, from Alexandria and he lives in Qatar. He's 21, third year and he takes Exercise and Sport Science. Dia orang pertama yang jadi temen gue disini dan dia baik. Kalo gue ada kesulitan apa2 disini, dia selalu temenin gue dari dulu sekali, dan skg kita mulai temenan gitu, I mean, temenan like friend-friend, bisa ngobrol ketawa bareng. Dia sekelas sama gue di Research Method and well, gue bangunin dia setiap Jumat terus kita berangkat bareng.

Yahya, hmm dia manis banget, lesung pipitnya itu ga tahan loh. Idungnya mancung lagi, gahul hagul gitu. Kita sering ngobrol, setiap hari sih. Nonton bareng di common room, terus temenin dia masak, nontonin dia main pingpong, terus yaa we do things together, sama anak2 lain juga. Even pas clubbing, kita kaya sering ditinggal berdua gitu, have fun bareng. To be honest, gue takut. Gue takut gue suka sama orang ini. Kaya ini perpaduannya ga bagus bgt, Egypt-Chinese and Catholic-Moslem. Big No.

Hari ini, kita nonton bareng, well, dia kucuk2 dateng ke common room gue, and uda pake kemeja item putih, duh mati melted lah ganteng bgt, and we catched the bus. Kita pergi, dan kita masih harus menunggu setengah jam, so we decided to walk around the shopping centre. Di bioskop juga ya kita nonton doang, ga berbicara sama sekali. Baliknya, kita makan dulu. Gue merasa dia ga suka suka amat sama gue. He keeps complaining about this and that people. Well, emang sih, kaya orang2 ini kadang menyebalkan but apa yaa? He has his own standards, dan yaa we're different. Totally different.

Saat itu juga, gue keinget Dimas Prawira Ismail, mantan pacar gue tersayang. Dimas itu sosok laki laki yang baik banget loh, kalo dipikir-pikir. Awalnya, Dimas itu seseorang yang cuek dan ga peduli sama sekitarnya dan kenallah dia sama gue. Gue ga menyukai banyak hal dari dia (terus kenapa gue bisa suka dia ya awalnya? weird.) and guess what, he changed.  Dia berusaha menjadi orang yang gue mau, menjadi pria idaman gue. He doesn't care what people say, yang dia pikirin itu cuma gue.

Gue masih inget semuanya. Dia yang bisa-bisanya jemput anter gue ke rumah, ke Jatinegara, padahal macet-macet. Dia bisa tiba-tiba beliin gue Bruu, Teddy Bear yang sekarang lagi duduk di pangkuan gue. Dia pergi ke Senayan City diem-diem and beliin itu buat gue karena dia tau gue suka boneka. I am so surprised. Dia bisa mau ajak gue dinner fine dining. Well, gue ga terlalu suka makan fast food or apa lah gitu di food court. Gaya hidup gue mahal, bukan maksud sombong, tapi gue lebih suka makan di tempat yang proper, bukan gabisa loh. Dimas, dengan duit pas-pasan nya, dia mau loh nabung and bawa gue makan ke tempat ini itu. Dia mau temenin gue makan mahal mahal, cobain makanan itu ini, even harus macet-macet dan jauh-jauh, sering dia pula yang bayar.

Dimas juga yang bisa tiba-tiba beliin tiket nonton Rapunzel pas 19th birthday gue. Gue tau, dia ga suka Disney dan sebagainya, tapi dia mau tuh nonton temenin gue dan sama sekali ga pernah mengeluh. Dia bisa temenin gue nonton konser A, konser B, ke Hard Rock Cafe, dan tempat-tempat yang gue mau. Dia mau loh, temenin gue nonton Disney on Ice. Anterin gue kesana, anterin pulang pura, dan apa ya? Itu tiket dia bayar sendiri loh. I mean, dia pasti nagntuk kali nonton gituan, dia bukan gue yang passion nya emang di Disney dan suka anak-anak. Tapi, dia mau.


Dia mau ganti bajunya kalo gue ga suka dia pake baju ini itu, dia mau ga makan sama temen-temennya demi temenin gue makan setiap hari. Dia mau korbanin semuanya buat gue. Semuanya. Tapi, gue dengan sangat bodohnya, gue malah menjauh dari dia dan mendekatkan diri dengan orang lain. HAHA, gue bener-bener berasa bodoh.

Sekarang, gue sangat ragu kalo ada cowo yang bakal sebaik dan sepengertian Dimas. Apa ada orang yang mau ngorbanin dirinya untuk kebahagiaan gue, selain mama papa dan Michael? Yes, there was one, it's Dimas. Gue kangen banget sama Dimas. Dan itu bener-bener kerasa pas gue jalan sama Yahya tadi. Example, pas gue bilang dingin, Dimas biasanya lsg peluk gue, atau usap2 gue. well gue ga berharap Yahya begitu, cuma yaa apa kek ngomong nya, masa dia blg "Masa segini dingin? Baru 15 derajat loh, nanti May June lebih dingin. Stop being a girl, be a man!" Gue kaya apa sih? Dia selalu cembetut kaya underestimate stiap gue blg gue suka Disney, craft, atau apa lah. Dia kaya mencibir apa yang gue suka, gue kaya shit man. Dimas? Dimas bahkan pernah loh mau bantuin gue bkin scrapbook, padahal itu uda putus.

ya Tuhan, andai gue bisa kembali ke masa lalu. Gue mau perbaikin semuanya dan ga sia-sia in Dimas like I did before. Gue mau minta maaf, tapi rasanya mungkin dia juga uda cape denger maaf dari gue. Gue kangen banget sama Dimas. Yaa tapi that was a past. A wonderful memories I had in the past with him. Emang kisah gue sama dia, cuma boleh sampe sebatas kenangan dan pelajaran. Tapi gue cukup bersyukur, Dimas sekarang kelihatan lebih bahagia tanpa gue. Gue mungkin terlalu mengekang dia and everything, yaa memang ini lebih baik untuk dia :) Dan mungkin untuk gue, supaya gue ga berlaku bodoh lagi untuk ke depannya. Arghh, gue sempet optimis gue akan menemukan yang lebih baik dr Dimas, tapi sekarang? Pesimis bukan main. Dimas itu terlalu baik.

Well, it's over now. There's no more Dimas Prawira Ismail. I wish I had a chance to tell you how much I am sorry, how much I miss you, and how much I love you. I wish I had one other chance to, at least, fix things I've broken and put the smile back in your heart.

ILYSM, DP :) Always.



Tuesday, August 2, 2011






What a weekend with special friends,
Stefanus Lie, Vincensius Lie, Alexandra Alyssa

:):)